Era Orba, Artis Hanya Penghibur dan Pengumpul Massa

Share on :

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

JAKARTA - Keberadaan artis terjun ke ranah politik memang cukup mengejutkan. Betapa tidak, di masa Orde Baru dan awal-awal reformasi, artis hanya menjadi pengumpul massa tanpa ikut terjun langsung.

Peneliti senior LIPI, Siti Zuhro, menjelaskan, di tingkat pusat, ramainya artis mulai terlihat sejak pemilu 2009, sedangkan di putaran politik daerah (pilkada), dimulai pada 2005.

"Di Orde Baru artis itu hanya untuk penggembira dan pengumpul massa, tapi makin kemari ramai banget, mulai era reformasi yang multi-partai. Di daerah, awal-awalnya dicalonkan menjadi wakil, tapi sekarang sudah lebih pede mencalonkan diri menjadi pemimpin, contohnya Dede Yusuf," jelas Zuhro kepada Okezone, di Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Meski demikian, dia tidak mempersoalkan artis ikut terjun ke dunia politik maupun di pemerintahan. Namun, selain modal pengetahuan mereka juga butuh pengalaman, tidak hanya popularitas yang didulang dari hasil berakting.

"Bagiamana halnya mereka (artis) yang tidak pernah terjun (berpolitik), padahal butuh pengalaman. Orang yang paham politik sekali pun belum tentu berani, karena belum punya pengalaman," paparnya.

Dia membandingkan, di negara lain memang ada artis yang terjun ke politik dengan terlibat langsung di pemerintahan, tapi jumlahnya tidak banyak. "Di Amerika, ada aktor yang mencalonkan jadi gubernur, tetapi ya tidak marak, satu-dua. Di Indonesia, seperti di DPR itu banyak banget, dan paling banyak di 2009," tukasnya.
(ris)

Sumber : http://news.okezone.com/read/2012/11...engumpul-massa

Abis sinetron nggak laku lgi..